Apa itu tes TOPIK ?

Bulan Oktober 2015 yang lalu, mbakE mengikuti tes TOPIK di UGM Jogja. Nah, apa itu tes TOPIK? Kalau TOEFL atau TOEIC atau IELTS sudah begitu familiar di telinga kita bahkan walaupun mungkin kita tidak tahu persis perbedaan dari ketiga tes itu tapi kita tahu kalau tiga singkatan itu adalah tes untuk menguji kemampuan bahasa Inggris. Nahhhh... kalau TOPIK itu juga semacam tes untuk menguji kemampuan bahasa tapi bahasa yang diujikan adalah bahasa Korea. Kita tahu demam Korea yang sedang melanda ke seluruh belahan dunia dan khususnya bumi Indonesia tercinta ini, membuat bahasa Korea langsung menjadi bahasa asing yang digandrungi untuk dipelajari selain bahasa-bahasa Asia Timur yang sudah beken duluan (misalnya bahasa China dan Jepang). Tampaknya mbakE juga salah satu “korban” yang terkena efek Hallyu (baca: gelombang Korea) ini. Sempat belajar bersama orang Korea asli yang menetap di kota tempat mbakE tinggal, kemudian dilanjutkan dengan belajar secara otodidak, baru pada tahun 2015 tersebut mbakE berkesempatan mengikuti tesnya.

TOPIK adalah singkatan dari Test of Proficiency in Korean atau bahasa Koreanya 한국어능력시험 (hangukeo neungnyeok siheom), yaitu tes untuk menguji kemampuan berbahasa Korea. Modelnya hampir sama seperti TOEFL, ada sesi membaca dan sesi mendengar. Untuk TOPIK yang tingkat lanjut ditambah dengan sesi menulis (baca: mengarang). Sasaran yang menjadi peserta TOPIK ini adalah orang asing yang bahasa ibunya bukan bahasa Korea, kemudian juga orang Korea yang tinggal di luar Korea (luar negri). Jadi tes bahasa Korea untuk orang asing maupun orang Korea asli itu hanya satu ini alias sama. Kalau beruntung kita bisa barengan dengan orang Korea dalam satu ruangan saat mengikuti tes. Kan lumayan kalau ada oppa-oppa ganteng.. atau malah jadi nggak konsen yah ngerjainnya karena salah fokus hehehehe...

Lalu tes TOPIK yang umum ini masih dibagi menjadi 2 tingkat yaitu TOPIK I dan TOPIK II. TOPIK I adalah untuk tingkat pemula (level 1-2), sedang TOPIK II adalah untuk tingkat lanjut (level 3-6). Tahun-tahun sebelumnya, penggolongan tes TOPIK ini ada tiga: TOPIK I (level 1-2), TOPIK II (level 3-4), dan TOPIK III (level 5-6). Masing-masing tingkat ada sesi membaca, mendengar, dan menulis. Namun sejak tes TOPIK ke-35, peraturan sedikit dirubah menjadi dua tingkat saja dan sesi menulis pada TOPIK I dihilangkan. Seberapa sulitkah tiap tingkatan tes ini ? Jawabannya mungkin relatif untuk tiap orang. Menurut mbakE, TOPIK I masih terbilang mudah untuk dikuasai. Sedangkan TOPIK II, tingkat kesulitan soalnya sangat tinggi mengingat 4 level langsung digabung menjadi satu. Tapi institusi ataupun perusahaan Korea biasanya hanya mensyaratkan level 3 sebagai patokan. Jadi tidak perlu khawatir karena tidak harus lulus sampai level 6. Tapi tetap saja harus mengikuti tes TOPIK II karena level 3 ada di kelompok TOPIK II. Dan untuk mengikuti tes TOPIK II tidak harus mengikuti TOPIK I terlebih dahulu. Kapan pun para pembaca merasa siap, bisa langsung mencoba untuk ikut tes TOPIK II.

Tes TOPIK diadakan enam kali dalam setahun di Korea dan empat kali dalam setahun untuk negara-negara selain Korea. Untuk Indonesia sendiri dalam setahun diadakan dua kali yaitu pada awal tahun dan akhir tahun. Biasanya waktu pendaftaran dibuka jauh-jauh hari sekitar 3 bulan dari tanggal ujian. Jadi untuk periode ujian bulan April, pendaftaran sudah dibuka pada bulan Januari. Dan untuk periode ujian bulan Oktober, pendaftaran akan dibuka sekitar bulan Juli. Untuk itu persiapkan dan perhatikan dengan cermat jadwal-jadwal tersebut, jangan sampai jadi gigit jari karena pendaftaran sudah ditutup. Informasi tentang jadwal pendaftaran tersebut tersedia lengkap di dalam situs resminya di website TOPIK. Para pembaca bisa mencoba mengunjungi situs tersebut untuk mendapat gambaran lebih jelas mengenai tes TOPIK ini. Tapi siap-siap saja, hampir semua informasinya ditulis dalam bahasa Korea.

Demikian tadi penjelasan tentang TOPIK secara global baik di Indonesia, Korea, maupun seluruh dunia. Nah untuk negara Indonesia sendiri, tes ini dibedakan menjadi dua, yaitu S-TOPIK (Standard TOPIK) dan EPS-TOPIK (Employee Permit System). S-TOPIK atau seringnya disebut dengan TOPIK saja adalah jenis tes yang mbakE jelaskan di awal tadi alias tes bahasa Korea dengan materi umum dan siapapun bisa mengikutinya. Sedangkan EPS-TOPIK adalah tes bahasa Korea untuk orang Indonesia yang ingin bekerja di Korea secara resmi sebagai tenaga kerja non-profesional alias TKI. Program ini kerjasama pemerintah Korea dengan pemerintah Indonesia melalui program G to G (Government to Government). Biasanya, LPK yang menawarkan program belajar bahasa Korea untuk menjadi TKI Korea akan difokuskan untuk mengikuti tes jenis EPS ini. Materinya tentu berbeda dengan jenis tes TOPIK yang umum. Dalam EPS-TOPIK, materi pelajaran akan dominan ke arah manufaktur, konstruksi, pertanian, dan perikanan. Karena memang lowongan di sektor itu sajalah yang ditawarkan oleh pemerintah Korea. Informasi lebih jauh tentang tes EPS ini bisa dilihat di situs resminya yang berbahasa Indonesia di tautan berikut website EPS TOPIK. 

Sekarang sudah tahu kan beda keduanya antara TOPIK dan EPS-TOPIK ? Lewat penjelasan ini, mbakE harap para pembaca tidak akan salah langkah dalam merajut cita-cita. Karena dulunya mbakE juga bingung dan tidak ada gambaran sama sekali sampai-sampai mbakE juga pernah mendaftar kedua jenis tes tersebut (baik EPS-TOPIK maupun TOPIK). Intinya, kalau ingin menjadi TKI Korea, ikutilah tes EPS-TOPIK. Kalau ingin kuliah di Korea, atau bekerja sebagai staf profesional (baca: orang kantoran) di perusahaan Korea baik yang ada di Indonesia maupun Korea, ikutilah tes TOPIK yang standar atau umum. Lain kali akan mbakE ceritakan satu per satu pengalaman mbakE tersebut. Sampai jumpa di post selanjutnya!

Pecinta bahasa Korea sejak tahun 2011 hingga sekarang. Penutur aktif bahasa Jawa, baik itu dialek Semarang-an, Jogja-nan, maupun Suroboyo-nan.

Share this

Berlangganan via email

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima kasih sudah menuliskan komentar. Komentar Anda akan dimoderasi lebih dahulu jadi tidak akan langsung muncul.