Pengalaman ikut tes TOPIK di UGM Jogja


Masih terus bercerita tentang TOPIK, pada posting yang lalu mbakE bercerita tentang bagaimana prosedur untuk mendaftar tes TOPIK, kali ini mbakE akan membahas pengalaman mbakE sendiri saat mengikuti tesnya. Karena mbakE mendaftar tesnya di UGM Jogja, tentu saja lokasi tesnya juga berada di UGM (Universitas Gadjah Mada). Karena mbakE ikut tes TOPIK I yang jam tesnya itu pagi (jam 9) dan mbakE tidak tinggal di Jogja, jadi mbakE harus datang ke Jogja sehari sebelumnya supaya tidak terburu-buru dan bisa lebih siap mental hehe...  untuk pengalaman mbakE menginap di mana akan mbakE ceritakan pada post selanjutnya. Kali ini mbakE akan fokus bercerita tentang suasana tesnya dulu. 

Jam 8 pagi mbakE sudah sampai di bundaran UGM (pintu utama UGM) dengan naik bus trans Jogja dari hostel. Nomor jalur busnya mbakE lupa, tapi pokoknya turun di halte Kosudgama (seberang RS Panti Rapih). Nama halte ini sangat penting ya! Jangan sampai salah turun halte atau kelewatan, nanti harus oper balik walaupun gratis tapi menunggu busnya sangat lama, bisa runyam kalau terlambat datang. Dan UGM itu BUESAAAARRRRR sekali areanya (berhektar-hektar), kalau kita hanya hanya bilang mau ke UGM pada pak kondektur pasti akan ditanya balik UGMnya yang mana. Nah pintu utamanya UGM itu sebutannya bundaran UGM. Busnya nanti akan melewati bundaran UGM dulu, kemudian berbelok ke arah RS Panti Rapih. Jangan panik, halte Kosudgama ada di dekat situ dan kita turun di situ kemudian berjalan sedikit kembali ke arah bundaran UGM tadi.  

Halaman masuk UGM

Dari bundaran UGM kita masuk saja ke arah utara menyusuri jalan masuk yang puanjaaanggg. Orang yang tinggal di Jawa Tengah dan Jogja terbiasa memberi arah dengan mata angin seperti ini. Jadi jangan bingung karena sekarang banyak teknologi yang bisa kita gunakan untuk menentukan mata angin, salah satunya aplikasi peta online di smartphone. Di situ bisa dilihat UGM itu menghadap ke selatan, jadi kalau kita masuk ke dalam berarti jalan ke arah utara. Nanti kita akan ketemu dengan monumen, aduh apa ya sebutnya, pokoknya huruf-huruf raksasa bertuliskan Universitas Gadjah Mada yang sangat menjadi ikon UGM ini. Jadi kalau ke UGM kurang afdol kalau belum foto bersama tulisan ini (termasuk mbakE hehe). 


Setelah melewati tulisan UGM tersebut kita langsung berjalan lurussss saja sambil menikmati luasnya kampus ini. Mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat kepada nama institusi UGM, sewaktu mbakE menyadari betapa luasnya kampus ini, secara spontan saja dalam hati mbakE berkata Universitas kok Gedhe Men. Hanya bercanda ya...  Karena kampus tempat mbakE menimba ilmu itu kecil banget, besarnya sejalan masuknya UGM aja nggak ada hehe.. Dan mbakE berandai-andai lagi ini mahasiswa-mahasiswa waktu masuk kuliah butuh waktu berapa lama dari parkiran sampai ruang kuliahnya ya. Tapi itu terjawab saat mbakE berjalan banyak menemui para civitas academica UGM yang asyik menggowes sepeda sebagai mode transportasi di dalam kampus. Sepeda-sepeda itu modelnya sama dan disediakan juga parkiran untuk sepeda. Entah ini fasilitas dari kampus atau bagaimana mbakE kurang tahu tapi pokoknya keren kayak di Jepang atau luar negri gitu.  

Setelah ketemu sepeda, ketemu bis, mobil pribadi, dan taxi sliwar-sliwer di dalam kampus, bahkan ada dokar juga lhooo... akhirnya ketemu juga lapangan bola yang suuuuperrrr luas. Dari sini kita belok ke kanan (timur) dan berjalan terus saja sampai terlihat pagar berwarna merah di sebelah kiri. Nah sampai sini suasana semakin ramai. Tes TOPIK di Indonesia itu selalu diadakan pada hari Minggu, jadi mbakE pikir suasana kampus juga biasa-biasa saja karena hari minggu kan tidak ada perkuliahan. Tapi ternyata di UGM kalau hari minggu ada acara semacam car free day (tapi kendaraan masih boleh masuk) jadi ramai sekali. Banyak yang sepakbola di lapangan, banyak juga yang jogging keliling kampus. Dan menariknya lagi, banyak mahasiswa-mahasiswa yang berkeliling berjualan berbagai macam barang, tapi paling banyak sih jualan makanan. Termasuk mbakE juga nglarisi sandwich dari salah satu mahasiswa yang menawarkan dengan semangat. Ya lumayan buat ganjal perut supaya nggak nervous waktu tes nanti hehe.. 


Nah sambil menyusuri jalan di sebelah timur lapangan bola itu, kita perhatikan gedung-gedung yang ada di sebelah kanan. Kita cari yang judulnya FIB (Fakultas Ilmu dan Budaya). Untuk mempermudah pencarian, para panitia sudah menyiapkan tulisan-tulisan dalam bahasa Korea yang ditempel di tempat-tempat yang eye-catching. Tulisan-tulisan ini akan memandu kita sampai kepada meja panitia tes TOPIK. Sebelum ikut tes kita harus melakukan pendaftaran ulang dengan menukarkan slip pembayaran (kwitansi) yang kita dapat saat mendaftar. Jadi jangan lupa dibawa ya! Setelah daftar ulang, panitia tes akan menunjukkan ruang tes kita di ruang berapa dari daftar peserta yang ditempel. Nama kita sudah tertulis dua versi yaitu dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia.


Setelah memastikan ruangan tes, sebaiknya kita dekat-dekat saja dengan ruang tes kita itu. Sambil menunggu pintu ruang tes dibuka, kita bisa duduk-duduk di sekitarnya sambil belajar atau ngobrol dengan peserta tes lainnya. Bisa juga tebar-tebar pandang pada oppa-oppa yang akan menjadi pengawas tes kita hihihi... sayangnya pengawas tes ruangan mbakE yang orang Korea bukan oppa tapi perempuan .. yahhh penonton agak kecewa... hehehe... Akhirnya pintu dibuka! Kita bisa masuk dan segera mencari kursi sesuai nomor tes kita. MbakE mendapat kursi deretan ketiga, jadi tidak terlalu depan juga tidak terlalu belakang. Pengawas tesnya ada 2 orang, satu orang Indonesia dan satu lagi orang Korea. Semuanya baik hati dan nggak galak sih menurut pengamatan mbakE. Dan di ruang tes mbakE ini semua pesertanya orang Indonesia. Wah coba ada oppa-oppa yang ikut ujian juga hihihi *masih ngarep*


Kemudian akan dibagikan lembar jawaban dan spidol untuk semua peserta tes. Dan kita harus menulis dulu identitas kita seperti nama dan nomor tes. Spidol yang diberikan ini bisa kita bawa pulang setelah ujian. Dan ini betul-betul spidol mirip seperti spidol mewarnai, jadi kita harus hati-hati dalam menghitamkan lembar jawaban karena tau sendiri kan spidol itu rentan sekali mblobok (baca: meluber tintanya). Atau tinta belum kering dan tersenggol telapak tangan kita lalu jadi melebar. Nah kalau kasusnya seperti ini kita harus angkat tangan kita, nanti pengawas tes akan menghampiri dan meminjamkan penghapus. Agak repot ya.. Lembar jawaban dan lembar soal sudah dibagikan, tugas selanjutnya adalah mengumpulkan semua handphone, smartphone, dan segala jenis gadget ke meja pengawas. Nanti setelah ujian selesai, kita bisa mengambilnya kembali, tapi jangan ambil yang lebih bagus yah hihihi.... 


Nah sekarang saatnya tes dimulai. Sesi pertama adalah mendengar. Diawali dengan instrumental lagu Arirang dari audionya. Audionya akan diperdengarkan dari meja pengawas dengan bantuan active speaker. Sebenarnya bagi mbakE yang duduk di posisi tengah tidak begitu ada masalah dengan kualitas audio ini. Hanya saja karena audio itu terhalang oleh noise yang lain di udara, jadinya butuh konsentrasi penuh juga untuk mendengarkan soal tesnya. Apalagi di soal-soal terakhir yang mana adalah soal cerita dan dialognya panjang, sampai-sampai mbakE terkadang tutup mata (baca: merem) supaya bisa konsentrasi mendengarnya hehehe.. 

Sesi mendengar berakhir, kita bisa langsung mengerjakan soal-soal tes membaca pada sesi kedua. Baik sesi mendengar maupun sesi membaca, lembar soalnya boleh kita corat-coret atau tandai atau gambar-gambar mungkin hehehe.. tapi saat tes berakhir, lembar soal itu tidak bisa kita bawa pulang alias dikumpulkan kembali. Saat proses mengerjakan soal tes membaca ini, pengawas tes akan berkeliling memeriksa identitas kita. Jadi kita harus mempersiapkan kartu identitas kita (KTP) di atas meja kita. Kalau mbakE boleh menyarankan sih, sesi identifikasi identitas ini lebih baik dilakukan saat sebelum tes dimulai. Karena kalau dilakukan di tengah jalannya tes seperti ini, hampir semuanya buka tas dan merogoh isi tas untuk mencari kartu identitasnya, kan bisa jadi timbul niat untuk berbuat curang hehehe.. 

Sekitar jam 11 lebih, tes berakhir dengan ditandai bunyi gong dari luar ruang tes! Doenggggggggggg......! Buset dah, semua yang ada di dalam ruangan spontan kaget bukan kepalang. Dan tentu saja si mbak pengawas tes yang orang Korea itulah yang paling kaget karena mungkin belum familier dengan bunyi gong. Dan itu terjadi dua kali! Doenggggggg....! Bunyi gong yang kedua .. Kurang tau ya kalau tesnya di JIKS (Jakarta) apakah ditutup dengan bunyi gong juga, tapi di Jogja sini memang unik hehehe.. Bagaimana kesan mbakE dengan soal-soal tesnya? Secara keseluruhan (baik mendengar dan membaca) bagi mbakE masih dalam tahap wajar. Artinya mbakE masih bisa mengerjakan tes TOPIK ini tanpa kesulitan berarti. Hanya memang kalau mbakE bandingkan dengan soal-soal TOPIK sebelumnya, semakin bertambah periode tes, tingkat kesulitannya semakin bertambah dan kosakata baru makin banyak yang muncul. Ah pokoknya tes sudah selesai.. Horeeee... lega rasanya. Plong! Tinggal tunggu hasilnya akan muncul sebulan kemudian. 

Pecinta bahasa Korea sejak tahun 2011 hingga sekarang. Penutur aktif bahasa Jawa, baik itu dialek Semarang-an, Jogja-nan, maupun Suroboyo-nan.

Share this

Berlangganan via email

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima kasih sudah menuliskan komentar. Komentar Anda akan dimoderasi lebih dahulu jadi tidak akan langsung muncul.